suatu masa dulu kau mencabar disanubariku,
memecahkan kesunyian dan kesepian...
kau meremaja dan tiada lelah kau iringi tatihku dengan canda keceriaanmu...
kegembiraanku pun tergambar jelas dari kamar jiwaku,
namun kini semua berakhir dengan gurisan kelukaan yang teramat pedih...
dihati kecilku pun payah menahan sebak membayangkan kemanisan saat kita bersama dulu...
kala gelita mengecup ubun malam, mataku lelah namun tak jua mau terlelap hingga membawa anganku menikung pada lembar_lembar diary canda penuh ceria...
tetapi ia hanyalah satu ilusi yang hanya pantas untuk dikenang...
ku akan terus merawat segala sisa kenangan sebagai tanda kejujuran, kesetiaan dan ketabahan bagi tali kasih yang masih terhimbas dalam benak hatiku...
jauh disini,
hatiku masih merindumu...
disisa waktuku kuucapkan,
“selamat berbahagia bersama dia yang kini kau cinta...
satu pesanku padamu...
jika suatu hari kau melihat ombak dan buih putih setia melanda tiap butir pasir dihamparan pantai...
itulah gambaran ombak rindu yang masih selalu berdebur disamudra hatiku...
dan jika kau tengok gelombang laut pasang diibarat gelora cintaku padamu yang tak pernah kan padam...
walaupun hatiku terluka, nestapa dalam rana diri namun ku kan mencoba tegar dalam langkah merintis sisa takdir bersama sisa_sisa semangat yang masih ada diantara hempasan duka meruntun dijiwa yang hampa...
entah...
kemana hendak kucampak sisa cinta yang masih terselip dirongga sunsum jiwa ini...