Keberadaan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan sangat penting karena mereka yang memprakarsai terbentuknya organisasi, mereka yang berperan membuat keputusan untuk semua fungsi dan mereka juga yang berperan dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam sebuah buku Manajemen Sumber Daya Manusia yang ditulis oleh Panggabean (2004), kompetensi seorang karyawan bukan satu-satunya aspek yang harus diperhatikan. Masih ada sikap kerja yang juga membuat mereka mau dan bersedia memberikan sebagian tenaga untuk perusahaan. sikap kerja merupakan hasil penilaian atau evaluasi terhadap orang-orang, kejadian-kejadian di tempat kerja.
Salah satu konsep yang paling sering diperhatikan adalah kepuasan kerja. Berbagai macam perlakuan yang diberikan pada karyawan atau pekerja hanya akan efektif bila mereka merasa puas pada pekerjaannya. Kepuasan dalam pekerjaan dapat mereka rasakan apabila mereka merasakan adanya keselarasan antara apa yang diharapkan dengan apa yang dapat diperoleh, atau antara kebutuhan dan penghargaan.
Spector (1997) dalam bukunya Job Satisfaction: Application, Assessment, Causes, and Consequences, kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan mereka dan perbedaan aspek pada pekerjaannya. Ini lebih pada apakah orang tersebut suka atau tidak suka pada pekerjaanya. Dalam pengukuran umum, kepuasan kerja adalah variabel sikap. Pada beberapa waktu lalu pemahaman kepuasan kerja lebih pada asas kebutuhan, misalnya gaji sebagai bentuk pemenuhan atas kebutuhan dasar secara fisik. Pada saat ini banyak pendekatan yang lebih fokus pada perhatian proses kognitif dibandingkan pada asas kebutuhan. Perspektif sikap telah menjadi salah satu yang mendominasi pemahaman tentang kepuasan kerja.
Sebuah malapetaka bila kepuasan kerja diabaikan oleh pihak manajemen, maka dampaknya dapat mengganggu performa kerja, seperti kebosanan, malas, gangguan fisik, kecemasan, depresi, dan perilaku kontraproduktif. Hal ini diketahui melalui sebuah penelitian oleh Ranz, Stueve dan McQuistion (2001) dalam jurnalnya yang berjudul The Role of the Psychiatrist: Job Satisfaction of Medical Directors and Staff Psychiatrists.
Pertanyaan yang penting adalah bagaimana menciptakan kepuasan kerja? Menurut Saba (2011) dalam jurnal International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, kepuasan kerja dapat terjadi dalam sebuah iklim yang sehat dan positif. Iklim yang positif tidak hanya meningkatkan kepuasan kerja tetapi juga produktifitas kerja. Perlu digarisbawahi bahwa manager, human resource specialists, supervisor dan pekerja harus mampu mengeksplorasi bagaimana kepuasan kerja dapat ditingkatkan. Salah satu aspek meningkatkan kepuasan kerja bukan hanya soal uang, namun kondisi tempat karyawan bekerja juga menentukan kepuasan mereka.