Penyebab Remaja Merokok, Saat ini, sudah tidak asing lagi melihat remaja merokok. Perilaku merokok sudah dimulai pada masa anak-anak dan masa remaja. Hampir sebagian memahami akibat berbahaya dari merokok. Pertanyaanya, kenapa masih banyak diantara remaja ini tidak mencoba menghindari perilaku tersebut?
Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Avin Fadilla Helmi dari Universitas Gadjah Mada dan Dian Komalasari dari Universitas Islam Indonesia dalam jurnal yang berjudul faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
Terdapat berbagai macam alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja. Secara umum, perilaku merokok disebabkan faktor dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Faktor dalam diri remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja, yaitu krisis psikososial dari Erikson yang mengatakan bahwa masa remaja adalah masa mencari jati dirinya.
Perilaku merokok merupakan simbol bahwa mereka telah matang, punya kekuatan, bisa menjadi pemimpin dan memiliki daya tarik pada lawan jenis. Adanya faktor kepuasan psikologi yang diperoleh dari merokok yaitu berupa keyakinan dan perasaan menyenangkan dapat membuat perilaku ini semakin kuat.
Faktor dari lingkungan adalah pihak-pihak yang berpengaruh besar dalam proses sosial. Proses ini meliputi transmisi nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku yang diturunkan. Walaupun orangtua memiliki peranan dalam proses sosial, namun ada kelompok yang memiliki memiliki transmisi sosial secara horisontal yaitu teman sebaya.
Masa remaja adalah masa dimana mereka mulai memisahkan diri dari orangtua dan bergabung pada kelompok sebaya. Apalagi kebutuhan untuk diterima sering kali membuat remaja berbuat apa saja agar dapat diterima dalam kelompok dan bebas dari sebutan “pengecut” dan “banci”.
Bagaimana perilaku merokok ini dapat menular? Salah satu yang dapat menjelaskan adalah dengan teori social cognitive learning dari bandura. Teori ini menyatakan bahwa perilaku individu disebabkan oleh pengaruh lingkungan, individu dan kognitif. Jadi, perilaku merokok bukan hanya proses meniru, namun ada penguatan dari teman sebaya dan keluarga bila sama-sama merokok.
4 tahap perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:
1. Tahap Preparatory, seorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.
2. Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang yang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
3. Tahap Becoming a Smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
4. Tahap Maintenance of Smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self-regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.
Avin Fadilla Helmi dan Dian Komalasari memberikan saran bagi orangtua menghindari anak tidak merokok:
1. Bagi orangtua yang menginginkan anaknya tidak merokok maka anggota keluarga tidak disarankan merokok atau tidak memberikan pengukuh positif ketika remaja merokok.
2. Teman sebaya memberikan kontribusi yang cukup besar kepada remaja untuk merokok, dalam hal ini jika orangtua tidak menginginkan anaknya merokok, maka orangtua perlu waspada pada kelompok sebaya anaknya.
3. Perilaku merokok lebih didasarkan atas pertimbangan emosional. Berkaitan dengan masalah tersebut upaya preventif maupun kuratif sebaiknya tidak menggunakan pendekatan kognitif seperti pemberian informasi bahaya atau dampak negatif merokok, tetapi sentuhan-sentuhan afeksional atau pendekatan emosi.